TEMPO.CO, Jakarta – Ransomware masih menjadi salah satu ancaman yang menakutkan bagi masyarakat. Khususnya buat para profesional IT pada organisasi pemerintahan maupun swasta yang dalam operasionalnya melakukan pengumpulan data pribadi. Ransomware kini tidak hanya mengenkripsi, tetapi mereka juga mengeksfiltrasi data lalu meminta tebusan dalam pemerasan ganda. Menurut Yudhi Kukuh, Founder AwanPintar.id/CTO Prosperita, saat ini ada ransomeware modern. “Ada developer, seorang programer ransomware, lalu pihak yang membiayai operasional dan orang yang menyebarkan,” kata Yudhi di Shangri-La Hotel Jakarta. Kelompok inilah yang bisa disebut segitiga permasalahan dari sebuah ransomware.
Berita Lainnya
Serangan Siber ke RI Naik 6 Kali Lipat pada H1 2024, Mayoritas dari Dalam Negeri
AwanPintar.id, penyedia layanan keamanan siber, menemukan tren serangan siber di Indonesia terus meningkat. Bahkan, kenaikannya mencapai enam kali lipat pada…
Prosperita bagikan kiat menjaga ketahanan siber secara mandiri
Jakarta (ANTARA) – Insiden keamanan siber nasional berupa serangan terhadap server Pusat Data Nasional (PDN) menjadi alarm bagi setiap individu…
Infografis Jakarta Jadi Sarang Hacker
JAKARTA, iNews.id- Perusahaan keamanan siber, AwanPintar, menyebut Jakarta sebagai kota di Indonesia yang paling sering melancarkan serangan siber. Kok bisa?…
Serah Terima Laporan Serangan Siber 2024 dari AwanPintar.id kepada APJII
Sobat Internet, keamanan siber menjadi salah satu tantangan terbesar di era digital saat ini. Untuk menghadapi ancaman yang semakin kompleks…
ESET Perkenalkan Vimanamail, Sang Penjaga Keamanan Gerbang E-mail
E-mail dirancang sedemikian terbuka untuk dapat diakses, pun memudahkan orang untuk berkomunikasi satu sama lain, termasuk dengan orang-orang di perusahaan…
AwanPintar sebut 43 serangan siber terjadi per detik di Indonesia
Jakarta (ANTARA) – AwanPintar.id mengeluarkan laporan terkait Ancaman Digital di Indonesia Semester II-2023, terdapat rata-rata 155.292 serangan siber per jam…